BIMBINGAN DAN KONSELING

Setiap orientasi dianggap tidak resmi karena bentuk, isi, tujuan, dan pelaksanaan orientasi tidak jelas. Panduan bisa ditemui di kehidupan sehari-hari, misalnya di sekolah, rumah, atau masyarakat. Contohnya guru yang mengajar siswa, orang tua yang membimbing anak-anak, dan pemimpin yang membimbing orang lain dalam kegiatan tertentu. Panduan tersedia dalam format elektronik atau cetak.

Dalam perkembangan budaya manusia, panduan formal muncul. Komponennya memiliki bentuk, isi, dan tujuan yang jelas. Panduan formal pertama kali muncul di Amerika Serikat, di mana Frank Parson memulai pengembangannya pada tahun 1908 dengan mendirikan lembaga bimbingan yang disebut “bimbingan profesional”, atau bimbingan pekerjaan. Pekerjaan Parson telah mendorong perkembangan bimbingan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Prayitno (2004:93) Bimbingan formal, juga dikenal sebagai bimbing dan konseling, dimasukkan ke dalam kurikulum Indonesia pada tahun 1975. Pada tahun 1980-an, istilah ini diubah menjadi “panduan dan perpanjangan” untuk menghindari istilah “perpanjingan” untuk konseling. Sebagai institusi pendidikan, sekolah membutuhkan layanan konseling untuk mencapai tujuan pendidikan mereka dan meningkatkan kondisi hidup siswa. Tujuan konseling adalah untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dengan membantu orang berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia melalui pengembangan dan pengurangan masalah. Mengikuti prinsip akan membuat pelaksanaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dengan cara yang sama, pentingnya prinsip konsultasi dan orientasi tidak boleh diabaikan; prinsip-prinsip ini dapat diterapkan.

ISBN : 978-634-7067-47-0