Mikroba Sebagai Agen Biokontrol

Buku ini berisikan tentang Pengantar Mikroba sebagai Agen Biokontrol, Mekanisme Kerja Mikroba Biokontrol, Aplikasi Mikroba dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman, Produksi dan Formulasi Mikroba Biokontrol, Peran Mikroba dalam Pengendalian Pasca-Panen, Integrasi Mikroba Biokontrol dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan, Teknologi dan Inovasi dalam Biokontrol Mikroba, Keberhasilan Mikroba sebagai Agen Biokontrol. Eksisting keberadaan sektor agrokompleks dalam dekade terakhir dihadapkan pada tantangan dan peluang yang signifikan terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Agrokompleks, yang mencakup pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan, memiliki peran krusial dalam mencapai banyak tujuan SDGs, terutama yang berkaitan dengan ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, dan manajemen lingkungan. Upaya untuk meningkatkan produksi pangan terus dilakukan dalam berbagai sektor khususnya pada bidang pertanian sebagai tonggak pokok dalam ketahanan, keamanan dan kedaulatan pangan. Ketahanan pangan telah menjadi agenda utama pembangunan nasional. Laporan krisis pangan global menunjukkan bahwa, pada tahun 2022, sekitar 258 juta orang mengalami ketidakamanan pangan akut di 68 negara Di tingkat nasional, berdasarkan Laporan Badan Pangan Nasional Tahun 2023, masih terdapat 16,11% kabupaten di Indonesia dengan indeks ketahanan pangan rendah (Badan Ketahanan Pangan, 2023).

Pertanian menghadapi tantangan dalam ketahanan pangan yang aman dan juga bergizi bagi populasi dunia yang diprediksikan akan terus bertumbuh menjadi 10 miliar penduduk pada tahun 2050 (World Bank, 2025). Signifikasi pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan juga dialami oleh negara Indonesia. Produksi pangan tidak terlepas pada tantangan dan masalah keberlanjutan, seperti degradasi lahan, ketergantungan pada input pertanian kimia, dan dampak perubahan iklim.

Selain itu, kegiatan praktik pertanian yang tidak tepat dan tidak terkontrol, kondisi perubahan iklim yang mempengaruhi produksi, pengelolaan tanah yang tidak bijaksana, dan ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia pertanian telah mengurangi luas lahan tanam yang produktif. Dalam hal ini, perlu dilakukan praktik- praktik yang memungkinkan untuk, dalam jangka panjang, menjaga produktivitas, kelangsungan hidup, dan kualitas tanah, melestarikan lingkungan dan sumber dayanya sehingga generasi mendatang dapat memanfaatkannya untuk budidaya pangan nabati. Salah satunya dengan pemanfaatan mikroorganisme sebagai agen biokontrol dalam sistem agrokompleks yang berkelanjutan. Ekosistem adalah sumber daya penting yang harus terus dijaga kelestarianya. Ekosistem terdiri biotik dan abiotik serta komunitas mikroba yang kompleks yang ditentukan oleh komposisi fisik dan kimiawi lingkungan. Mikroorganisme yang menyusun komunitas ini merupakan komponen penting dari biodiversitas dan keanekaragaman hayati global.

Mikroba telah lama dikenal sebagai agen pengendali hayati yang efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan mikroba sebagai biokontrol telah menjadi semakin populer sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Pengendalian hayati atau biokontrol adalah proses pengendalian hama, penyakit, atau gulma dengan menggunakan organisme hidup lain untuk kepentingan manusia (Stenberg et al., 2021).