SOSIAL LINGKUNGAN TERNAK

Ternak sapi Bali adalah salah satu komoditas ternak yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Bali, baik dari segi ekonomi, budaya, maupun sosial. Sapi Bali (Bos javanicus) dikenal sebagai salah satu jenis sapi lokal yang sangat adaptif terhadap kondisi lingkungan setempat, sehingga cocok untuk dibudidayakan di berbagai daerah di Bali. Sapi Bali juga memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit tropis serta mampu beradaptasi dengan berbagai macam jenis pakan yang tersedia di Bali. Bali merupakan pulau kecil yang terletak di Indonesia bagian tengah dengan iklim tropis. Dengan topografi yang beragam, Bali memiliki kawasan dataran rendah hingga pegunungan yang mempengaruhi pola penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian dan peternakan. Suhu rata-rata di Bali berkisar antara 24°C hingga 30°C, dengan musim hujan yang berlangsung antara bulan November hingga Maret. Kondisi geografis ini memberikan keuntungan bagi pengembangan ternak sapi Bali karena iklim tropis yang hangat mendukung pertumbuhan tanaman pakan ternak seperti rumput, leguminosa, dan tanaman hijauan lainnya. Selain itu, kondisi tanah yang subur di daerah tertentu mendukung produktivitas pakan ternak yang berkelanjutan.

Di Bali, ternak sapi Bali umumnya dibudidayakan dengan sistem tradisional, yaitu pemeliharaan sapi dilakukan secara ekstensif atau semi-intensif di lahan yang luas. Sapi-sapi ini sering dilepas di padang rumput untuk mencari makan secara bebas, namun sebagian besar peternak juga memberikan pakan tambahan berupa rumput yang dipotong atau konsentrat, terutama di musim kemarau ketika ketersediaan pakan alam berkurang. Peternakan sapi Bali juga dipengaruhi oleh kearifan lokal dan budaya masyarakat Bali, di mana sapi sering kali dipelihara tidak hanya untuk tujuan komersial tetapi juga sebagai bagian dari tradisi dan upacara adat, salah satunya untuk pengantar roh ke surga saat memukur, salah satu ritual keagamaan atau sebagai simbol status sosial.

ISBN : 978-634-7214-70-6